
Apakah Musik Hits Zaman Sekarang Akan Bertahan Lama?
Dunia musik hits selalu mengalami perubahan yang dinamis. Setiap era memiliki lagu-lagu ikonik yang mendominasi tangga lagu, tetapi tidak semua bertahan dalam ingatan publik. Saat ini, dengan perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi musik, muncul pertanyaan besar: apakah musik hits zaman sekarang memiliki daya tahan yang sama seperti lagu-lagu legendaris dari masa lalu?
Musik Hits dan Perubahan Pola Konsumsi
Di era digital, konsumsi musik lebih cepat dan instan dibandingkan dekade sebelumnya. Platform streaming seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube telah mengubah cara orang menemukan dan menikmati musik. Tidak lagi harus menunggu pemutaran di radio atau membeli album fisik, kini semua lagu bisa diakses dengan sekali klik.
Namun, kemudahan ini juga menyebabkan siklus popularitas lagu menjadi lebih singkat. Jika dulu sebuah lagu bisa bertahan di tangga lagu selama berbulan-bulan, kini banyak lagu hanya bertahan selama beberapa minggu sebelum tergeser oleh tren baru. Algoritma platform streaming cenderung mendorong lagu-lagu yang sedang viral, yang sering kali berasal dari tren media sosial seperti TikTok. Hal ini menyebabkan banyak lagu hits yang meledak secara instan, tetapi juga cepat dilupakan.
Peran Media Sosial dalam Viralitas Lagu
Media sosial, terutama TikTok dan Instagram Reels, memiliki dampak besar terhadap dunia musik hits. Banyak lagu yang awalnya tidak dikenal menjadi viral hanya karena digunakan dalam sebuah tren atau tantangan di media sosial.
Sebagai contoh, beberapa lagu dari era 1980-an dan 1990-an kembali populer setelah dijadikan latar belakang video di TikTok. Lagu seperti Running Up That Hill dari Kate Bush dan Dreams dari Fleetwood Mac mendapatkan lonjakan popularitas meskipun sudah berusia puluhan tahun. Hal ini menunjukkan bahwa faktor viralitas bisa menentukan umur panjang sebuah lagu.
Di sisi lain, banyak lagu yang mendominasi tangga lagu karena viral di TikTok tetapi cepat dilupakan setelah tren mereda. Lagu-lagu ini sering kali hanya terkenal karena bagian tertentu yang dipakai di media sosial, sementara sisanya tidak terlalu diingat oleh pendengar. Fenomena ini menunjukkan bahwa ketahanan musik hits saat ini sangat bergantung pada media sosial, yang sifatnya cepat berubah.
AKualitas Musik vs. Tren Sementara
Banyak orang berpendapat bahwa musik hits zaman dulu lebih tahan lama karena memiliki kualitas yang lebih kuat, baik dari segi lirik, melodi, maupun produksi. Musisi seperti The Beatles, Queen, Michael Jackson, dan Whitney Houston menciptakan lagu-lagu yang tetap relevan meskipun telah berlalu puluhan tahun.
Sebaliknya, beberapa lagu hits saat ini dibuat dengan formula yang lebih sederhana, mengikuti pola yang mudah diingat dan cepat menarik perhatian. Hal ini bukan berarti musik modern tidak berkualitas, tetapi fokus utama sering kali lebih pada daya tarik instan dibandingkan dengan komposisi yang kompleks.
Selain itu, musik yang bertahan lama biasanya memiliki makna mendalam dan mampu menyentuh emosi pendengarnya. Lagu-lagu dengan lirik yang kuat atau tema yang relevan sering kali tetap dicintai meskipun tren telah berubah. Misalnya, lagu-lagu seperti Someone Like You dari Adele atau Fix You dari Coldplay masih sering diputar dan dijadikan referensi dalam berbagai momen emosional.
Apakah Musik Hits Saat Ini Masih Bisa Menjadi Lagu Legendaris?
Tidak semua lagu yang viral saat ini akan hilang begitu saja. Beberapa musisi modern tetap mampu menciptakan lagu yang memiliki daya tahan lama. Penyanyi seperti Billie Eilish, Taylor Swift, dan Ed Sheeran berhasil menyeimbangkan antara mengikuti tren dan menciptakan musik yang bermakna.
Taylor Swift, misalnya, berhasil menjaga relevansinya dengan terus berevolusi secara musikal dan lirik yang kuat. Albumnya yang berjudul 1989 dan Folklore tetap memiliki pendengar setia meskipun sudah dirilis beberapa tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran dan kualitas musik masih menjadi faktor utama dalam menentukan umur panjang sebuah lagu.
Selain itu, ada juga lagu-lagu dari musisi indie yang lambat laun mendapatkan status klasik. Lagu seperti Take Me to Church dari Hozier atau Riptide dari Vance Joy awalnya tidak langsung menjadi superhits, tetapi semakin populer seiring waktu karena kualitasnya yang unik.
Dampak Nostalgia dan Musik Hits Masa Kini
Nostalgia memiliki peran besar dalam menentukan apakah sebuah lagu akan bertahan dalam jangka panjang. Lagu-lagu dari tahun 1990-an dan awal 2000-an masih sering diputar karena membangkitkan kenangan bagi generasi yang tumbuh di era tersebut.
Saat ini, sangat banyak lagu hits yang memiliki unsur retro atau terinspirasi dari musik lama. Misalnya, beberapa lagu pop modern mengadopsi elemen synthwave atau funk, seperti yang dilakukan The Weeknd dalam Blinding Lights dan Dua Lipa dalam Don’t Start Now. Pendekatan ini menunjukkan bahwa musik yang memiliki unsur klasik lebih mungkin untuk bertahan lama dibandingkan dengan lagu yang hanya mengikuti tren sesaat.
Dunia musik hits terus berubah dengan cepat, didorong oleh tren media sosial, algoritma platform streaming, dan perubahan pola konsumsi musik. Meskipun banyak lagu hits saat ini cepat dilupakan, beberapa masih memiliki potensi untuk bertahan dalam jangka panjang, terutama jika memiliki kualitas yang kuat dan makna yang mendalam.
Faktor seperti viralitas, strategi pemasaran, dan elemen nostalgia juga mempengaruhi umur panjang sebuah lagu. Meski begitu, hanya waktu yang bisa membuktikan lagu mana yang akan tetap dikenang dan mana yang hanya menjadi tren sesaat dalam sejarah musik.